Sabtu, 09 November 2019

Strategi Produk dan Pengembangan Produk Baru

Pengertian Produk Industri
Entitas fisik termasuk seperangkat entitas ekonomi, teknik, hukum, dan hubungan personal antara pembeli dan penjualan
lDari sisi konsumen
lProduk adalah kombinasi dari:
-Properti dasar: produk generik yang memenuhi kebutuhan dasar konsumen
-Pengembangan:
-Properti yang dikembangkan

Daur Hidup Produk Industry
a. Tahap perkenalan
b. Tahap pertumbuhan
c. Tahap kedewasaan
d. Tahap penurunan

Pengembangan Proses Produk Baru
Ø Produk inovatif dan produk baru di dunia
Ø Produk baru bagi perusahaan
Ø Perbaikan produk atau pengembangan produk yang ada dalam pasar saat ini
Ø Penambahan lini produk saat ini
Ø Repositioning produk saat ini di segemen pasar baru  Produk dengan pengurangan biaya tanpa pengurangan manfaat

Tahap Proses Pengembangan produk Baru
Penemuan gagasan
Penyaringan gagasan
Konsep pengembangan dan pengujian
Analisis sisi bisnis
Pengembangan produk
Pengujian sisi pasar
komersialisasi

Inovasi dan Kemampuan Berkompetisi
Inovasi dibutuhkn untuk:
ü Membuat produk baru
ü Peningkatan proses manufactur
ü Membuat distribusi pemasaran lebih efektif
ü Meningkatkan layanan kepada konsumen 

Penentu Kinerja Produk Baru dan Ketepatan waktu
Sistem Pegukuran Kinerja
Untuk mengukur kinerja, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja. Beberapa ukuran kinerja yang meliputi; kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan mengemukakan pendapat, pengambilan keputusan, perencanaan kerja dan daerah organisasi kerja. Ukuran prestasi yang lebih disederhana terdapat tiga kreteria untuk mengukur kinerja, pertama; kuantitas kerja, yaitu jumlah yang harus dikerjakan, kedua, kualitas kerja, yaitu mutu yang dihasilkan, dan ketiga, ketepatan waktu, yaitu kesesuaiannya dengan waktu yang telah ditetapkan.

Menurut Cascio (2003: 336-337), kriteria sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
1.      Relevan (relevance). Relevan mempunyai makna (1) terdapat kaitan yang erat antara standar untuk pelerjaan tertentu dengan tujuan organisasi, dan (2) terdapat keterkaitan yang jelas antara elemen-elemen kritis suatu pekerjaan yang telah diidentifikasi melalui analisis jabatan dengan dimensi-dimensi yang akan dinilai dalam form penilaian.
2.      Sensitivitas (sensitivity). Sensitivitas berarti adanya kemampuan sistem penilaian kinerja dalam membedakan pegawai yang efektif dan pegawai yang tidak efektif.
3.      Reliabilitas (reliability). Reliabilitas dalam konteks ini berarti konsistensi penilaian. Dengan kata lain sekalipun instrumen tersebut digunakan oleh dua orang yang berbeda dalam menilai seorang pegawai, hasil penilaiannya akan cenderung sama.
4.      Akseptabilitas (acceptability). Akseptabilitas berarti bahwa pengukuran kinerja yang dirancang dapat diterima oleh pihak-pihak yang menggunakannya.
5.      Praktis (practicality). Praktis berarti bahwa instrumen penilaian yang disepakati mudah dimenegerti oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses penilaian tersebut.

Pendapat senada dikemukakan oleh Noe et al (2003: 332-335), bahwa kriteria sistem pengukuran kinerja yang efektif terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut:
1.      Mempunyai Keterkaitan yang Strategis (strategic congruence). Suatu pengukuran kinerja dikatakan mempunyai keterkaitan yang strategis jika sistem pengukuran kinerjanya menggambarkan atau berkaitan dengan tujuan-tujuan organisasi. Sebagai contoh, jika organisasi tersebut menekankan pada pentingnya pelayanan pada pelanggan, maka pengukuran kinerja yang digunakan harus mampu menilai seberapa jauh pegawai melakukan pelayanan terhadap pelanggannya.
2.      Validitas (validity). Suatu pengukuran kinerja dikatakan valid apabila hanya mengukur dan menilai aspek-aspek yang relevan dengan kinerja yang diharapkan.
3.      Reliabilitas (reliability). Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi pengukuran kinerja yang digunakan. Salah satu cara untuk menilai reliabilitas suatu pengukuran kinerja adalah dengan membandingkan dua penilai yang menilai kinerja seorang pegawai. Jika nilai dari kedua penilai tersebut relatif sama, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut reliabel.
4.      Akseptabilitas (acceptability). Akseptabilitas berarti bahwa pengukuran kinerja yang dirancang dapat diterima oleh pihak-pihak yang menggunakannya. Hal ini menjadi suatu perhatian serius mengingat sekalipun suatu pengukuran kinerja valid dan reliabel, akan tetapi cukup banyak menghabiskan waktu si penilai, sehingga si penilai tidak nyaman menggunakannya.
5.      Spesifisitas (specificity). Spesifisitas adalah batasan-batasan dimana pengukuran kinerja yang diharapkan disampaikan kepada para pegawai sehingga para pegawai memahami apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana cara untuk mencapai kinerja tersebut. Spesifisitas berkaitan erat dengan tujuan strategis dan tujuan pengembangan manajemen kinerja.

Referensi
http://anisah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/65730/7_Strategi+produk+dan+pengembangan+produk+baru.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar