Selasa, 30 Oktober 2018

Artikel Mengenai Koperasi Di Indonesia


Koperasi Masa Kini Harus Berkonsep Digital
Koperasi merupakan kekuatan utama ekonomi Indonesia. Hal ini ketika menghadapi krisis ekonomi 1997 dan 2008, ekonomi Indonesia tetap bisa bertahan karena peran koperasi yang begitu dominan.
“Kenapa ini terjadi? Karena kita tahu bahwa koperasi itu telah menjadi tiang utama dari ekonomi kita secara nasional,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, dikutip dari laman Setkab, Kamis (12/7/2018).
Ibarat dalam aliran darah, koperasi merupakan urat nadi utama di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama di bidang ekonomi. Karena itu, pemerintah tentunya harus memfasilitasi, menjaga, dan membuat koperasi bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Namun dalam era digital saat ini, Seskab Pramono Anung mengakui, koperasi tidak hanya perlu melakukan modernisasi. Tetapi juga harus menyesuaikan cara berpikir, konsep, pendekatan.
“Koperasi harus masuk pada wilayah itu, semakin dekat antar konsumen dimanapun berada dengan koperasi maupun dengan produsen kita,” tutur Seskab.
Pramono meyakini, kalau bisa dikelola dengan baik, dan masuk dengan menggunakan digital sebagai sarana untuk itu, maka koperasi akan menjadi semakin kuat, semakin besar sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi nasional semakin baik.
Jangan mundur
Karena sudah menjadi tiang dan urat nadi dari pertumbuhan ekonomi bangsa, Pramono berharap para penggiat koperasi kita tidak boleh mundur.
“Kita harus menatap ke depan dan masa depan bangsa ini sebagian besar tentunya adalah peran koperasi, baik itu pada skala menengah, kecil, dan besar,” tegas Seskab.
Pramono meyakini, dengan dukungan dan fasilitasi pemerintah, koperasi nasional ke depan akan semakin baik.



Koperasi Bukan Lagi Badan Usaha Kelas Bawah
Koperasi seringkali masih dianggap sebagian kalangan sebagai badan usaha kelas dua di Indonesia. Padahal potensi dan kekuatan koperasi yang bersumber dari anggota-anggotanya bisa menjadikan koperasi kokoh dalam menghadapi gejolak ekonomi. Jiwa gotong-royong yang ada di tubuh koperasi menjadi motor utama penggerak usaha. 

Didukung social capital, manajemen yang profesional, serta inovasi di era digital akan membuat koperasi menempati posisi strategis dalam pembangunan ekonomi. Demikian disampaikan Tedy Agustiansjah, Chairman Multi Inti Sarana Group (MIS Group), pada acara Peluncuran Pracico Journalistic Award (PRAJA) 2018 di The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place, Minggu (2/9/2018). 

"Dalam pengamatan kami, perlu kegotongroyongan dari semua pihak untuk membuat koperasi eksis di negeri ini. Mulai dari membangun persepsi dan pemahaman masyarakat luas tentang koperasi zaman now yang bukan badan usaha dengan low image," kata Tedy. 

Media massa, menurutnya, adalah stakeholder penting yang memiliki peran dalam mengedukasi masyarakat luas. PRAJA 2018 diinisiasi MIS Group sebagai program Media Engagement MIS Financial Services. Bisnis MIS Financial Services meliputi usaha pembiayaan, fintech, dan Kospin Pracico.
"Kami berharap ajang apresiasi PRAJA 2018 bisa menghadirkan potret kemajuan koperasi dan kisah-kisah inspiratif kewirausahaan di Tanah Air. Semoga ini menjadi langkah bersama yang akan menyuburkan semangat bergotong-royong membangun Indonesia yang lebih baik," ujar Tedy.

Senada dengan Tedy, Ketua AJI Jakarta Asnil Bambani mengatakan, kita mengenal koperasi sebagai ekonomi kerakyatan yang digaungkan sejak lama. Namun pada kenyataannya media-media, baik nasional maupun lokal, seringkali memposisikan koperasi sebagai pengisi halaman belakang. 

"Ini sebenarnya bisa kita ubah. Koperasi dalam konteks kekinian bukan lagi badan usaha kelas bawah. Koperasi di dunia seperti Fonterra, Ace Hardware, dan FC Barcelona, membuktikan bahwa koperasi bisa besar. PRAJA bisa menjadi trigger buat jurnalis menulis dan memberitakan bahwa koperasi adalah masa depan ekonomi Indonesia," ujar Asnil yang duduk sebagai salah satu Dewan Juri PRAJA 2018.

Selain Asnil Bambani, Redaktur Pelaksana Republika Subroto, Dewan Juri PRAJA 2018 adalah Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring, Staf Khusus Menkop UKM Agus Muharram, Kadiv Foto & Artistik Media Indonesia Hariyanto Boejl, Head of Corporate & Marketing Communication MIS Group Ita Luthfia, dan Redaktur Foto Kontan Hendra Suhara.
Pada kesempatan yang sama, Sesmenkop UKM Meliadi Sembiring menyebutkan, jumlah wirausaha di Indonesia kini tercatat sekitar 3,1% dari total penduduk atau sekitar 8,06 juta jiwa, sementara kontribusi koperasi terhadap PDB nasional sebesar 4,48%. Kementerian Koperasi dan UKM mendukung penyelenggaraan PRAJA 2018 sebagai ajang untuk mendorong pertumbuhan koperasi dan wirausaha di Indonesia. 

"Diharapkan PRAJA bisa menjadi suatu sinergi yang efektif antara kementerian dengan pelaku ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan secara merata," kata Meliadi.

Sementara itu menurut Asisten Deputi Penyuluhan Kemenkop UKM Bagus Rachman, pada era revolusi industri 4.0 tidak ada yang berubah dalam nilai-nilai yang dijalankan oleh koperasi. Sejak dahulu hingga saat ini, koperasi zaman now adalah koperasi yang menjalankan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diyakini secara konsisten antar anggotanya atau dapat disebut sebagai genuine co-operative.

Teknologi digital dan Internet of Things (IoT) yang ditawarkan kepada dunia usaha saat ini dapat dimanfaatkan oleh koperasi sebagai alat untuk efisiensi pelayanan koperasi kepada anggota. 

"Koperasi zaman now adalah koperasi yang dapat menggunakan sarana teknologi informasi tersebut dengan bijak dan semata-mata untuk memberikan manfaat yang lebih baik kepada anggota koperasi," katanya.

Christina Agustin, Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian Kemenkop UKM menambahkan, dalam mendukung kebijakan pengembangan kewirausahaan, Kemenkop UKM pada tahun 2018 melaksanakan program prioritas utama dengan fokus kegiatannya seperti pelatihan dan bimbingan teknis bagi para pemula, memberikan fasilitas permodalan bagi wirausaha pemula melalui Kredit Usaha Rakyat. 
Kemudian fasilitas pinjaman dana bergulir bagi wirausaha muda melalui LPDB KUMKM, fasilitas promosi dan pameran untuk produk yang dihasilkan pelaku usaha dan wirausaha pemula berbasis IT, dan fasilitasi hak cipta dan hak merek serta IUMK bagi wirausaha pemula.

Pada ajang kompetisi PRAJA 2018 ada dua kategori yang dilombakan yaitu karya tulis (berupa berita, feature, atau in depth reporting) dan Karya Foto (berupa foto berita atau feature). Penerimaan karya dimulai 3 September hingga 3 Oktober 2018. Karya tersebut harus sudah dipublikasikan di media massa dan/atau social media peserta selama periode 1 Januari 2017 hingga 2 Oktober 2018.

Pemenang akan diumumkan pada 16 November 2018 melalui social media @kospinpracico pada Instagram dan Kospin Pracico pada Facebook, serta website www.pracico.com. Sedangkan Malam Penganugerahan PRAJA 2018 akan diselenggarakan pada 16 November 2018 di Jakarta.

Sumber :


KEMENKOP : Ada Koperasi Tawarkan Investasi Bunga Tinggi,Itu Bohong
Investasi bodong berkedok koperasi masih marak. Kementerian Koperasi dan UKM mengimbau agar masyarakat jangan percaya dengan investasi melalui koperasi yang memberikan bunga atau imbal hasil yang tinggi.

Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Agus Muharam mengungkapkan, jika ada koperasi yang menawarkan bunga investasi tinggi kepada masyarakat dipastikan itu tidak benar. 

"Kalau ada Koperasi yang menawarkan bunga investasi tinggi, itu sudah pasti bohong. Misalnya mereka kasih bunga di atas 5% per bulan itu tidak ada," kata Agus dalam konferensi pers di Gedung Kemenkop UKM, Jakarta, Jumat (5/1/2018).

Sekadar informasi dari data satuan tugas waspada investasi masih ada koperasi abal-abal yang menawarkan investasi bodong dan sudah dihentikan operasionalnya antara lain, Koperasi Pandawa, Koperasi Langit Biru, Koperasi Bintang Abadi Sejahtera atau ILC, Koperasi Segitiga Bermuda/Profitwin77.

Koperasi Serba Usaha Agro Cassava Nusantara di Cicurug Sukabumi/Agro Investy, Koperasi Budaya Karyawan Bank Bumi Daya Cabang Pekanbaru, Koperasi Karya Putra Alam Semesta.
Contoh, Koperasi Pandawa menghimpun dana dari masyarakat dan menjanjikan imbal hasil hingga 10%. Koperasi ini juga memiliki level atau tingkatan untuk simpanan yang dimasukkan dalam kas koperasi.

"Ciri-ciri koperasi yang menawarkan investasi bodong mudah dikenali, misalnya ia memberikan pinjaman di luar anggotanya. Padahal sudah tertulis jelas dalam PP Nomor 9 Tahun 1995 bahwa koperasi dilarang memberikan pinjaman selain anggotanya," kata Agus. 

Koperasi simpan pinjam dilarang himpun dana di luar anggota. Ada siasati cara calon anggota dikasih kesempatan 3 bulan tapi itu tidak dipenuhi sehingga dia himpun terus dana. Biasanya pengurusnya lakukan itu, bahkan tidak sampai terlaporkan dalam laporan tahunannya.

Selain itu, koperasi bodong juga mengajak korbannya untuk menyimpan dananya dengan iming-iming keuntungan yang tinggi setiap bulannya. Hal ini yang membuat korban investasi bodong tak kunjung berhenti.

Sumber :


Selain Simpan Pinjam, Ini Yang Bisa Dilakukan Koperasi
Koperasi simpan pinjam menjadi salah satu jenis koperasi yang paling terkenal di Indonesia. Ketua umum DPP Ikatan Alumni Institut Koperasi Indonesia (IKA IKOPIN) Adri Istambul menjelaskan, selain simpan pinjam, koperasi di Indonesia wajib menguasai paling tidak tiga sektor strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak. 

Hal ini karena koperasi dulunya dibentuk sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Dia menjelaskan, dengan koperasi bisa membantu pemenuhan perumahan rakyat melalui Koperasi Produksi Perumahan Rakyat.

Dia menjelaskan Koperasi ini akan menjalankan fungsi sebagai developer yang menyediakan perumahan terjangkau untuk rakyat. "KPR Indonesia akan menyusun peta kebutuhan perumahan rakyat dengan skala prioritas pemenuhan kebutuhan perumahan bagi rakyat berpenghasilan rendah termasuk sebaran lokasi yang mampu dijangkau oleh rakyat yang membutuhkan," kata Adri saat dihubungi detikFinance, Selasa (3/1/2017).

Selain perumahan, koperasi juga dinilai harus mampu untuk mendukung pmenuhan pangan rakyat Indonesia melalui Koperasi Produksi Pangan Nasional (KP-Indonesia). Dia menjelaskan negara harus turut campur tangan menjaga kestabilan pasokan melalui penguasaan atas sektor yang sangat strategis ini. 
"Penyediaan kebutuhan pangan tidak boleh diserahkan kepada orang per orang atau swasta lewat mekanisme pasar, melainkan harus diberikan hak pengelolaannya kepada bangun usaha koperasi," imbuh dia. 

Selain itu, koperasi juga harus menyasar Jasa Kesehatan Indonesia (KJK-Indonesia). Menurut Adri saat ini layanan kesehatan hanya terjangkau oleh sebagian kecil masyarakat saja. Sementara mayoritas masyarakat tidak memiliki akses kepada layanan rumah sakit yang baik dan lengkap. 

"Koperasi Jasa Kesehatan dapat mengambilalih peran tersebut dengan menyediakan fasilitas rumah sakit yang lengkap dan sangat memadai, namun dengan biaya yang sangat murah sehingga menjamin pemerataan kesempatan bagi masyarakat memperoleh layanan kesehatan," ujarnya

Sumber :


KEMENKOP UKM Bubarkan 40.000 Koperasi Sakit
Kementerian Koperasi dan UKM memiliki tiga program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Beberapa program tersebut, antara lain program pengembangan koperasi dan UKM, akses pembiayaan bagi koperasi dan UMKM, dan pemberdayaan UMKM melalui gerakan kewirausahaan nasional. 

Program Pengembangan Koperasi dan UKM, terdiri dari tiga langkah strategis, yaitu reformasi koperasi yang terdiri dari tiga tahapan. 
Pertama, reorientasi, mengubah paradigma pembangunan koperasi dari kuantitas menjadi kualitas untuk mewujudkan koperasi modern berkualitas dan berdaya saing tinggi. 

Kedua, rehabilitasi, memperbaiki dan membangun database sistem koperasi melalui online database system (ODS) untuk mendapatkan data koperasi yang akurat.

Melalui tahapan ini, Kementerian Koperasi dan UKM telah membubarkan koperasi tidak aktif dan tidak RAT (Rapat Anggota Tahunan). Hasil pemutakhiran data ODS menghasilkan data koperasi aktif 153.171 unit, dan koperasi dibubarkan 40.013 unit. 

Ketiga, pengembangan dengan meningkatkan kapasitas koperasi melalui regulasi yang kondusif, penguatan SDM, kelembagaan, pembiayaan, pemasaran dan teknologi.

"Orientasi kita kualitas, dari banyak koperasi menjadi koperasi yang berkualitas," kata Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).

Saat ini, jumlah koperasi yang dikategorikan sehat sebanyak 80.000. Jika nantinya ternyata ditemukan yang tidak sehat, maka akan dibubarkan. 

"Ini perlu dibina lagi untuk menjadi sehat. Kita kerja sama dengan bupati, gubernur, sehingga koperasi, 2019 semua sehat tidak ada yang tidak sehat," kata Puspayoga.

Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong kemudahan akses pembiayaan koperasi dan UKM. Hal ini dilakukan dengan mendorong percepatan penyaluran KUR. Berdasarkan data penyaluran KUR telah mencapai Rp 69,6 triliun atau 65,5% dari total target KUR sebesar Rp 106,2 triliun kepada 3.098.515 juta debitur.

Kemudian ada skema kredit ultra mikro disalurkan oleh koperasi dan direncanakan sebanyak 60 koperasi sebagai calon penyalur. Sampai saat ini ada dua koperasi yang menyalurkan kredit ultra mikro, yaitu Koperasi Mitra Dhuafa dengan jumlah Rp 17,59 miliar kepada 7.184 anggota dan Koperasi Abdi Kerta Raharja sebesar Rp 10 miliar kepada 4.501 anggota. 

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional melonjak hingga 4% dari sebelumnya 1,71% di 2014. Rasio kewirausahaan nasional yang pada 2014 sebesar 1,65% melonjak menjadi 3,01%.

"PDB koperasi 1,71% di 2014, 2016 sekarang menjadi 4%, tepatnya 3,99%," tutur Puspayoga. 

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar